Assalaamu'Alaikum Wr. Wb.

Selamat datang Di MTs. Negeri Slawi Kabupaten Tegal, Menyiapkan generasi muda beriman, berilmu, beramal dan berakhlak.

Ustadz Pilihan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan mumpuni, siap meluangkan waktu untuk membantu siswa-siswinya.

Praktek Mengurus Jenazah

Siswa-siswi dilatih untuk mengurus jenazah, dari memandikan, mengkafani, menyolati dan mengubur jenajah.

Latihan Manasik Haji

Pemahaman keagamaan dilakukan melalui teori dan kegiatan praktikum.

Kegiatan Ekstrakurikuler

Berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler dan keagamaan, untuk menjaga ketahanan phisik dan mental siswa.

Drum Band MTsN Slawi

Drum Band MTs. Negeri Slawi selalu berkiprah dalam setiap perayaan HUT Kemerdekaan RI dan even-even lain.

Pramuka MTsN Slawi

Pramuka MTs. Negeri Slawi membekali para siswa keterampilan sosial dan jiwa patriotisme.

Prestasi Siswa

Memberi kesempatan siswa untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan keterampilan yang dimiliki.

Bording School

Program baru, Bording School akan dibuka pada Tahun Pelajaran 2016/2017.

11/12/12

Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah faktor diantaranya: lama siswa bersekolah; lama siswa tinggal di sekolah; pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan atau buku babon; dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah (a) Perubahan proses pembelajaran [dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu] dan proses penilaian [dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output] memerlukan penambahan jam pelajaran; (b) Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran [KIPP dan MELT di AS, Korea Selatan]; (c) Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat, dan (d) Walaupun pembelajaran di Finlandia relatif singkat, tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial Sementara itu, Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya: (1) Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (2) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; (3) Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (4) Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (5) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (6) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (7) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir. Tiga faktor lainnya juga menjadi alasan Pengembangan Kurikulum 2013 adalah, pertama, tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan. Kedua, kompetensi masa depan yang antaranya meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda. Ketiga, fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest). Yang keempat adalah persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter. Selanjutnya, seperti yang akan Anda temukan nanti, berbagai aspek dalam Pengembangan Kurikulum 2013 dapat Anda beri tanggapan melalui laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id ini. Anda dapat menggunakan kesempatan baik ini untuk memberi masukan, kritik, dan saran hingga tanggal 24 Desember 2012. Untuk memaksimalkan uji publik serta agar setiap tanggapan dapat kami rekam dengan baik guna pengolahan lebih lanjut, pelaksanaan uji publik ini dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut: Anda diminta mengunduh rancangan Kurikulum 2013 yang tersedia dalam bentuk PDF pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id ini (klik disini untuk mengunduh). Dalam setiap halaman rancangan Kurikulum 2013 tersebut, terdapat ruang untuk Anda memberi tanggapan. Bilamana Anda hendak memasukkan tanggapan melalui laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id, kami minta Anda terlebih dahulu mengisi identitas diri dalam lembar isian yang tersedia. Jika ada hal-hal yang ingin disampaikan lebih lanjut bisa melalui email: ujipublik.kurikulum@kemdikbud.go.id Atas partisipasi Anda dalam Pengembangan Kurikulum 2013 kami sampaikan terima kasih. Untuk melanjutkan klik disini. Salam, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

21/08/12

Menjadi Hamba Yang Mensyukuri Nikmat


          Ahlan wa sahlan wa marhaban bi khuduurikum fii madrosatinaa  ….
          Welcome to MTsN Slawi  …. Selamat datang di MTs. Negeri Slawi bagi peserta didik yang telah dinyatakan lulus dan diterima sebagai siswa madrasah. Kami segenap warga madrasah juga mengucapkan selamat kepada siswa-siswi yang telah dinyatakan naik kelas dan lulus ujian nasional tahun pelajaran 2011/2012. Congratulations to students who have risen to take classes and pass the national examination in school year 2011/2012
          Kalian semua wajib mensyukuri nikmat atas semua berkah dan rizki yang telah diterimanya. Karena Alloh SWT kamu dapat diterima di MTsN Slawi, karena Alloh juga kamu telah naik kelas dan lulus dalam ujian nasional. Semua itu wajib dilakukan kita semua sebagai hamba Alloh SWT. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 7 yang artinya : “ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
          Peringatan dari Allah SWT untuk mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada manusia, bahwa jika manusia mensyukuri nikmat-Nya maka akan ditambahkan nikmat kepadanya dengan berbagai kenikmatan yang berlipat ganda. Dan jika manusia mengingkari nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya, maka Allah akan mengadzabnya dengan adzab yang sangat pedih dengan cara mencabut kenikmatan dunia dan di akhirat pun akan mendapatkan adzab yang pedih. Oleh karena itu perbanyaklah bersyukur kepada Alloh SWT.
Bersyukur dapat diwujudkan dengan hati, lisan, dan perbuatan. Syukur dengan hati, dilakukan untuk mengetahui bahwa berbagai kenikmatan tersebut berasal dari Alloh SWT. Syukur dengan lisan dilakukan dengan banyak memuji dan menyanjung Alloh SWT yang telah memberi berbagai kenikmatan. Sedangkan bersyukur dengan pebuatan dilakukan dengan cara menggunakan kenikmatan tersebut dengan sebaik-baiknya serta bersikap loyal dan rendah hati terhadap Allah SWT.
          Akhir-akhir ini, bangsa kita didera bencana yang beruntun, mulai dari bencana alam hingga kecelakaan yang merenggut begitu banyak korban jiwa. Sepanjang tahun, bencana dan kecelakaan datang silih-berganti. Boleh jadi, semua itu merupakan ujian dari Alloh SWT untuk menguji keimanan kita. Atau bisa jadi, bencana itu merupakan peringatan atau bahkan siksaan (azab) dari Alloh karena kita tidak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya.  Semoga kita senantiasa selalu menjadi insan yang pandai bersyukur.

07/07/12

AYO KE MADRASAH


AYO KE MADRASAH …

           Alhamdulillahirobbil ‘Aalamien …. hari pertama pendaftaran MTs. Negeri Slawi membludak. Data yang diperoleh panitia, jumlah calon peserta yang mendaftar ke kelas regular mencapai 346 peserta, sedangkan untuk kelas Full Days School (FDS) yang merupakan kelas unggulan MTsN Slawi tercatat sebanyak 105 peserta. Ini pertanda bahwa madrasah tsanawiyah kini mulai dilirik, tidak lagi dipandang sebelah mata.
          Agaknya manjur juga Gerakan 'Ayo ke Madrasah' yang dicanangkan Kementerian Agama dalam berbagai kesempatan. Sementara itu, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan Islam mendorong para orang tua memasukkan putra-putrinya ke madrasah.

Mengapa Memilih MTsN Slawi?
          Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan orang tua/wali yang mendaftarkan putra/putrinya ke MTsN Slawi, ada beberapa hal yang menjadikan MTsN Slawi sebagai pilihan. Pertama, orang tua siswa rata-rata menjawab ingin membekali ilmu agama kepada anaknya, biar bisa ngaji katanya. Kedua, lah … wong kakaknya juga lulusan sini (MTsN Slawi) ya adiknya minta masuk ke MTs … jadi turun-temurun. Ketiga, ada juga yang karena teman-temannya masuk ke MTsN Slawi sehingga anaknya minta di daftarkan. Selanjutnya, letaknya yang strategis dan mudah dijangkau kendaraan juga merupakan alasan beberapa orang tua yang kebetulan ditanya. Belum lagi, karena bapaknya atau ibunya yang dines di kota Slawi, sekalian biar berangkatnya bareng katanya.
          Ternyata, hasil wawancara singkat dan acak ini, tidak ada yang menyinggung tentang mutu MTsN Slawi secara umum. Apakah mereka tidak mengetahui? Atau pertanyaannya yang kurang mengena, sehingga tidak satu pun yang mengungkap tentang kualitas MTsN Slawi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin berbagi informasi tentang keberadaan MTsN Slawi.

1.      Visi dan Misi Madrasah
Visi:
Terbentuknya Generasi Muda Islam Yang Beriman, Berilmu, Dan Berakhlaq Mulia”

Misi:
a.    Menanamkan dasar-dasar keilmuan melalui berbagai disiplin ilmu yang dijabarkan dalam mata pelajaran umum dan agama Islam serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.    Membangun dan mengembangkan kecakapan hidup (life skill) yang bersandar pada akhlaqul karimah, yang meliputi:
§  Kecakapan mengenal diri (personal skill) melalui penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
§  Kecakapan berpikir rasional (thinking skill) untuk menggali dan menemukan informasi, mengolah informasi dan mengambil keputusan, sehingga dapat memecahkan masalah secara kreatif dan bijaksana.
§  Kecakapan sosial (social skill) melalui penghayatan diri sebagai anggota masyarakat dan warga negara dengan cara membangun demokrasi dalam kelas di lingkungan madrasah.
§  Kecakapan akademik (academic skill) dengan cara membangun kemampuan berpikir ilmiah melalui kegiatan, wawancara, observasi dan pelaksanaan penelitian sederhana.
§  Kecakapan vokasional/kejuruan (vocational skill) melalui kegiatan pengenalan dan pengembangan teknologi dan keterampilan dasar untuk memberi bekal hidup di masa yang akan datang.

2.      Kurikulum
        Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan berdasarkan Standar Isi.

3.      Ketenagaan
a.       Jumlah Guru : 84 orang (S2 = 8 orang, S.1 = 72 orang, D3 = 4 orang)
b.      Jumlah Pegawai: 21 orang (16 orang tenaga administrasi dan 5 orang tenaga kebersihan)

        Untuk meningkatkan mutu ketenagaan, dilakukan berbagai kegiatan workshop dan seminar baik yang dilakukan sendiri, maupun dengan cara mengirim guru/karyawan dalam pelatihan yang dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag Provinsi jawa Tengah.

4.      Sarana dan Pra Sarana yang dimiliki
        Untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan, berbagai upaya dilakukan dengan melengkapi sarana dan pra sarana kegiatan pembelajaran, yang meliputi:
a.       Ruang kelas berjumlah lebih dari 50 ruang
b.      Perpustakaan, lebih dari 60 ribu buku, berbagai mata pelajaran
c.       Laboratorium bahasa (36 Unit)
d.      Laboratorium Komputer (40 Unit) 3 Lapotop kelas
e.       Laboratorium IPA
f.       Ruang Keterampilan Menjahit
g.      Ruang Kesenian, Seperangkat Alat Musik Band, dan Terbang Jawa
h.      LCD = 8 buah, TV dan DVD = 9 buah, CD Pembelajaran berbagai mata pelajaran, Camera Digital dan Handycam
i.        Seperangkat Alat Manasik haji

5.      Program Kesiswaan
        Aspek yang dikembangkan pada program kesiswaan meliputi: Aspek Moral dan Agama, Etika, Kognitif, Afektif, Motorik, Bahasa, Sosial, Emosional, Seni dan Budaya yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a.       Kegiatan Ekstrakurikuler: PMR, Pramuka, Drum band, KIR, Olah raga dan Atletik
b.      Sholat Dzuhur berjamaah
c.       Sholat Dhuha, ketika istirahat
d.      Kantin Kejujuran
e.       Program Adiwiyata (Kebersihan Lingkungan Sekitar) melalui Jum’at Bersih
f.       Gerakan Infaq dan sodakoh tiap Jum’at
g.      Les Komputer dan bahasa
h.      Kajian Kitab, setiap Jum’at
i.        Mengkuti berbagai lomba olah raga/atletik, lomba mapel dan ketangkasan lain
j.        Mengkuti Popda Kabupaten dan Porseni Provinsi jawa Tengah

          Memang tepat pilihan orang tua yang memasukkan putra-putrinya ke MTsN Slawi. Di Madrasah ini, pendidikan agama Islam porsinya lebih banyak dibandingkan sekolah formal lainnya. Karena Madrasah lebih menekankan pada pendidikan akhlak, namun tetap memberikan pelajaran formal lain seperti di sekolah umum. Penekanan pada pendidikan agama ini dimaksudkan agar para siswa memiliki budi pekerti luhur sehingga tidak mudah terjerumus dalam budaya modern kebarat-baratan yang bertentangan dengan kaidah keislaman. Dengan pemberian porsi lebih pada pendidikan spiritual atau agama, diharapkan para lulusan madrasah dapat membentengi dirinya memilah budaya modern.
          Kemudian, sebagai strategi dalam peningkatan mutu pendidikan madrasah, MTsN Slawi, melaksanakan apa yang dincanangkan Kementerian Agama, yakni: "Panca Prestasi Madrasah", yaitu: (i) Prestasi Akhlaq Mulia, (ii) Prestasi Ilmu Keagamaan, (iii) Prestasi Sains dan Teknologi, (iv) Prestasi Bahasa dan Budaya, dan (v) Prestasi Olah raga dan Seni.






26/04/12

Penciptaan Alam Semesta ~ FULL DAY SCHOOL

Penciptaan Alam Semesta ~ FULL DAY SCHOOL
Dapatkan artikel menarik di FDS MTs. Negeri Slawi
Kab. Tegal di :  http://www.fdsmtsnslawi.co.cc/

07/04/12

Baru: Kenaikan Pangkat/Jabatan Guru

Untuk menjadi bahan perhatian para guru dan kepala sekolah/madrasah, bahwa saat ini sudah ada aturan baru acuan untuk kenaikan pangkat dan jabatan guru (termasuk kepala sekolah), yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 Tanggal 10 Nopember 2009. Aturan ini akan mulai diimplementasikan mulai Tahun 2011. Yang berbeda dari aturan sebelumnya adalah :


1. Kenaikan pangkat dari III/a ke III/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit.
2. Kenaikan pangkat dari III/b ke III/c wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 4 angka kredit.
3. Kenaikan pangkat dari III/c ke III/d wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 3 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 6 angka kredit.
4. Kenaikan pangkat dari III/d ke IV/a wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 8 angka kredit.
5. Kenaikan pangkat dari IV/a ke IV/b wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 12 angka kredit.
6. Kenaikan pangkat dari IV/b ke IV/c wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 4 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 12 angka kredit (dan harus presentasi di depan tim penilai).
7. Kenaikan pangkat dari IV/c ke IV/d wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah dengan 14 angka kredit.
8. Kenaikan pangkat dari IV/d ke IV/e wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri (pelatihan dan kegiatan kolektif guru) yang besarnya 5 angka kredit dan publikasi ilmiah/karya inovatif (karya tulis ilmiah, membuat alat peraga, alat pelajaran, karya teknologi/seni) dengan 20 angka kredit.
Juga nanti angka kredit dari unsur Pembelajaran/Pembimbingan akan dinilai dengan Instrumen Penilaian Kinerja. Untuk jelasnya nanti tunggu aja sosialisasi dari Ditjen PMPTK atau Biro Kepegawaian.

27/02/12

Bukti Phisik Bagi Guru


Pengelolaan kelas mengikuti kaidah:
a. guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;
b. volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh siswa;
c. tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh siswa;
d. guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa;
e. guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
f. guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung;
g. guru menghargai siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi;
h. guru menghargai pendapat siswa;
i. guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
j. pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diajarkannya; dan
k. guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

Jawaban dibuktikan dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. (Hasil supervisi guru dalam KBM)

Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, yaitu:
1) Kegiatan pendahuluan. Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus.
2) Kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi).
A. EKSPLORASI, Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain;
3. memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya;
4. melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
5. memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan.
B. ELABORASI, Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2. memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut;
4. memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
5. memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
6. memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis secara individual maupun kelompok;
7. memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun kelompok.
8. memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
9. memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa.

C. KONFIRMASI, Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan siswa;
2. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber;
3. memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan;
4. memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b) membantu menyelesaikan masalah;
c) memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; dan
e) memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa;
e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Jawaban dibuktikan dengan melakukan observasi secara acak, hasil supervisi kepala sekolah/madrasah, dan kesesuaian RPP dengan pelaksanaan proses pembelajaran.

1. Periksalah kelengkapan Perangkat Akreditasi SMP/MTs yang terdiri atas:
a. Instrumen Akreditasi SMP/MTs.
b. Petunjuk Teknis (Juknis) Pengisian Instrumen Akreditasi SMP/MTs.
c. Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi SMP/MTs, dan
d. Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi SMP/MTs.
Keempat dokumen ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, sebelum memilih jawaban pada butir-butir pernyataan ins-trumen Saudara harus mempelajari/memahami Juknis Pengisian Instrumen Akreditasi dan mengisi Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pen-dukung Akreditasi.
2. Isilah instrumen akreditasi SMP/MTs dengan cara memberi tanda ceklis () pada kotak opsi jawaban yang sesuai yaitu “A”, “B”, “C”, “D”, atau “E” pa-da butir instrumen yang meliputi 8 (delapan) komponen sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan:
a. Komponen standar isi nomor 1 — 17.
b. Komponen standar proses nomor 18 — 29.
c. Komponen standar kompetensi lulusan nomor 30 — 49.
d. Komponen standar pendidik dan tenaga kependidikan nomor 50 — 75.
e. Komponen standar sarana dan prasarana nomor 76 — 103.
f. Komponen standar pengelolaan nomor 104 — 123.
g. Komponen standar pembiayaan nomor 124 — 148.
h. Komponen standar penilaian nomor 149 — 169.
3. Jawablah semua butir secara obyektif dan jujur sesuai dengan keadaan se-benarnya yang ada di sekolah/madrasah Saudara.
4. Siapkanlah seluruh bukti fisik seperti dipersyaratkan dalam Juknis Pengi-sian Instrumen Akreditasi SMP/MTs dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi SMP/MTs yang akan digunakan oleh Tim Asesor pada saat melakukan klarifikasi, verifikasi, dan validasi.
5. Sebelum mengisi Instrumen Akreditasi SMP/MTs ini, isilah terlebih dahulu (a) pernyataan kepala sekolah/madrasah; dan (b) data identitas sekolah/ madrasah.

22/02/12

Tips Menghadapi Akreditasi Sekolah

Setelah mengikuti Diklat Akreditasi 2009 yang cukup membingungkan, hampir tanpa hasil dan terkesan sangat njlimet (ma'af kepada penyelenggara diklat), maka mari kita mencoba menyederhanakan semuanya menjadi lebih simpel tanpa mengurangi makna dan tujuan akreditasi baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi. Akreditasi yang dilakukan oleh BAN (Badan Akreditasi Nasional) merupakan suatu evaluasi secara keseluruhan dari suatu lembaga pendidikan dalam pelaksanaan dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. BAN akan memotret secara lebih mendetail terhadap suatu lembaga pendidikan dan hal ini yang membuat sekolah merasa perlu juga untuk memberikan suatu pemandangan indah terhadap hasil akhir photografi BAN. Tetapi bukan berarti mengadakan sesuatu yang tidak ada, biarlah pemandangan itu apa adanya sehingga naturalisme sekolah tampak dan terintegrasi dalam keseharian. BAN akan mencoba memotret sekolah dari sisi fisik (baca; bukti fisik penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan), hal ini jelas menggambarkan secara keseluruhan bagaimana lembaga pendidikan tersebut melaksanakan penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan selama 5 tahun terakhir.

Walaupun ada beberapa kelemahan dan terkesan memaksakan keadaan dilapangan dalam pelaksanaan akreditasi yang dilakukan oleh BAN tetapi bukan berarti sekolah harus meng-eksplore hal tersebut. Menjadikan instrumen akreditasi dari BAN sebagai suatu pola penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang ideal itu lebih penting daripada kita harus mengeksploitasi kesalahan yang dilakukan oleh BAN sebagai lembaga yang menyelenggarakan akreditasi.
Sekolah sebagai ujung tombak pelaksanaan dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat haruslah bertindak ideal sesuai dengan visi dan misi sekolah itu sendiri, tindakan ideal ini membuat sekolah akan merasa siap dengan apapun yang akan dilakukan oleh pemerintah, baik berupa akreditasi, evaluasi atau apapun namanya. Hasil akhir dari akreditasi merupakan gambaran secara umum potret sekolah dilihat dari sisi pemerintah maupun dari sisi masyarakat.
Dengan hal diatas maka pihak lembaga pendidikan sangatlah perlu untuk mempersiapkan segala sesuatunya dalam menghadapi akreditasi karena sangat tidak mungkin hanya dalam waktu 2-3 hari BAN akan memotret sekolah secara menyeluruh jika pihak sekolah tidak mampu bekerja sama dengan BAN.

Berikut beberapa tips dalam menghadapi akreditasi :

1. Recording Process (Proses Perekaman)
Dalam proses ini, sekolah dengan hati-hati merekam seluruh instrumen akreditasi kepada para penyelenggara pendidikan disekolah tersebut mulai dari guru, tata usaha, dunia usaha dunia industri (DUDI) dan pihak lain yang terkait terhadap penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan di sekolah tersebut. Proses ini bisa dalam berbagai bentuk, bisa berupa IHT (In House Training), rapat terbuka atau kegiatan lain yang lebih fleksibel dan mampu memberikan kesempatan para penyelenggara pendidikan memahami secara utuh. Proses ini memang memakan waktu yang cukup lumayan tergantung keseharian penyelenggaraan pendidikan disekolah tersebut, jika idealisme penyelenggaraan pendidikan sudah merupakan kebiasaan maka proses ini sangat cepat untuk dilaksanakan. Tetapi jika sekolah tersebut kurang atau bahkan tidak melaksanakan idealisme penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan, hal ini akan menjadi hal yang sangat sulit.

2. Mixing Process (Proses Penataan)
Inilah proses yang gampang-gampang rumit, sulit dan menguras resource (baca; pikiran, tenaga dan finansial). Proses mixing adalah proses penataan ulang agar dihasilkan suatu penyelenggaraan pendidikan yang ideal, balance (berimbang) dan mengenai sasaran pelayanan pendidikan kepada masyarakat sesuai dengan instrumen-instrumen akreditasi. Inovasi-inovasi berperan disini, baik inovasi yang dilakukan oleh perorangan maupun inovasi yang dilakukan oleh sekolah secara menyeluruh dalam penataan ulang instrumen akreditasi. Jika hal ini berjalan, maka secara otomatis pula hal-hal yang diperlukan pada saat akreditasi akan terpenuhi tanpa perlu waktu lama. Hal ini tidak hanya harus dilaksanakan oleh sekolah semata tetapi harus bahkan wajib dilaksanakan oleh seluruh komponen penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan sebagai suatu sistem yang ideal.
Pemahaman ulang mengenai struktur organigram, job description (pembagian tugas), tugas dan tanggung jawab, standar pelayanan minimal, administrasi dan lain-lain mutlak harus dilaksanakan. Hal ini untuk lebih menegaskan dan mengurangi kesalahan (human error) pelaksanaan, pelayanan, dan pertanggungjawaban dalam akreditasi. Bukan hal yang aneh (bahkan hampir biasa) ketika seorang penyelenggara pendidikan tidak mampu menunjukan apa dan bagaimana mereka melaksanakan pendidikan disekolahnya.
Dalam proses ini pula sekolah perlu menata ulang instrumen akreditasi menjadi instrumen yang sederhana menurut versi sekolah masing-masing agar mudah dicerna atau mudah diimplementasikan, tetapi bukan berarti menghilangkan instrumen yang sudah dipersiapkan oleh BAN. Instrumen yang disiapkan oleh BAN adalah instumen umum dan ideal yang sangat jelas terdapat 2,3 atau lebih instrumen berbeda yang bisa saja di tunjukan dengan satu bukti.

3. Mastering Process (Proses Pengkajian)
Setelah melewati dua proses diatas, seharusnya segala hal yang berhubungan dengan instrumen akreditasi sudah tersedia atau bahkan lebih baik dari 185 instrumen yang ada. Tetapi akan menjadi tidak indah seandainya kita tidak menata ulang apa-apa yang diperlukan untuk memenuhi instrumen akreditasi tersebut. BAN akan memotret keadaan sekolah, maka kita harus menata secara keseluruhan intrumen yang ada menjadi suatu pemandangan yang indah untuk dipotret. Hal ini bisa berupa dengan menitik beratkan kebutuhan yang 185 instrumen akreditasi, atau dengan menyediakan hal-hal yang terlupakan untuk disiapkan. Sekolah bisa memberikan tanda-tanda khusus yang terkait dengan instrumen akreditasi.

Mudah-mudahan artikel ini bisa membantu sekolah-sekolah yang baru pertama kali menghadapi akreditasi atau bahkan bagi sekolah yang sudah berkali-kali kedatangan tim akreditasi. Mengenai bagaimana proses diatas dilaksanakan disekolah, akan dibahas lebih detail dalam artikel terpisah. Jadikan akreditasi sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan dan menantang. Kritik dan saran yang membangun sangat bermanfaat bagi penulis.

Sumber: http://www.hendriono.web.id/2009/06/tips-menghadapi-akreditasi-sekolah.html

13/02/12

Guru Bersertifikasi, Harus Melaksanakan PKB

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Oleh karena itu, profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.


Konsekuensi dari jabatan guru sebagai tenaga profesi, setiap guru harus melaksanakan pengembangan diri terhadap profesinya sebagai guru untuk mewujudkan terbentuknya guru yang profesional.
Pemerintah melalui Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 menyebutkan bahwa setiap guru harus melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), yaitu: pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Kegiatan PKB ini terdiri atas: pengembangan diri (mengikuti diklat fungsional dan melaksanakan kegiatan kolektif guru), publikasi ilmiah (membuat publikasi ilmiah atas hasil penelitian dan membuat publikasi buku) dan karya inovatif (menemukan teknologi tetap guna, menemukan/menciptakan karya seni, membuat/memodifikasi alat pelajaran dan mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya). Kegiatan PKB ini juga merupakan salah satu komponen pada unsur utama yang kegiatannya diberikan angka kredit untuk kenaikan pangkat dan jabatan guru.
Berdasarkan pada Permendiknas No. 35 Tahun 2010, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Guru dan Angka Kreditnya, pada Pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa : guru yang tidak dapat memenuhi kinerja yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dan jabatan, padahal yang bersangkutan telah diikutsertakan dalam pembinaan pengembangan keprofesian, beban kerjanya dikurangi sehingga menjadi kurang dari 24 (dua puluh empat) jam tatap muka atau dianggap melaksanakan beban kerja kurang dari 24 (dua puluh empat) jam tatap muka. Jika hal ini terjadi pada guru, maka jabatan fungsional yang melekat serta tunjangan sertifikasi yang telah dimiliki guru tersebut, terancam untuk diberhentikan.




26/01/12

Lima Tipe Pemikiran Kependidikan


Masing-masing dari kita memiliki gagasan sendiri tentang pendidikan. Beberapa gagasan mungkin konservatif dan lain-lain mungkin seimbang atau lebih open-minded. Selain itu, beberapa dari mereka mungkin sangat tradisional atau super radikal. Di sini, kami tidak menilai jalan pikiran anda apakah baik atau kurang baik, tetapi kami ingin anda mengenali sendiri posisi dan cara pemikiran tentang pendidikan. Untuk itu, berbagai pendekatan pendidikan yang diperkenalkan oleh pemerintah dan donor internasional dapat diperhatikan seberapa mengenai pendekatan tersebut dari posisi anda sendiri.

SANGAT KONSERVATIF!!
Jika anda termasuk tipe guru sangat konservatif tentang praktik pendidikan. Pemikiran pendidikan ini dinamakan Perenialisme, sebuah pemikiran yang paling tua dan yang paling konservatif, tetapi bahkan hingga sekarang di dunia ini banyak sekolah pempertahankannya dalam melakukan kegiatan pendidikan. Jenis orang seperti ini berpikir bahwa pendidikan bertujuan untuk mendorong intelektualitas sumber daya manusia melalui pengajaran pengetahuan yang baku dan nilai-nilai sosial yang dibangun di masa lalu oleh para profesional dan guru yang berwawasan dalam rangka menciptakan masyarakat yang lebih baik dan bangsa intelek. Siswa harus mendapatkan pengetahuan penting seperti itu dan nilai-nilai sebanyak mungkin untuk menjadi pintar dan orang berguna untuk masyarakat. Selama mengajar, minat dan motivasi siswa mendapat sedikit perhatian. Sebaliknya, berapa banyak ilmu yang ditransfer kepada siswa secara efektif adalah lebih penting. Oleh karena itu, jenis guru ini cenderung untuk menanamkan berbagai pengetahuan dan nilai-nilai siswa tanpa alasan jelas dan penjelasan memadai. Dalam suasana mengajar seperti ini, siswa harus hafal apa yang dikatakan guru tanpa memahami arti yang sebenarnya. Tentu saja, jenis pembelajaran ini membuat siswa sangat stres. Tetapi siswa harus bersabar dan taat kepada guru karena guru adalah mutlak dan otoritas yang kuat atas siswa.

Berkaitan dengan upaya Indonesia saat ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar, jenis ini adalah sedikit tertinggal. Jadi, sangat penting bagi anda untuk membuka mata lagi dan melihat pemikiran pendidikan lainnya saat anda mencoba untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sejalan dengan kebijakan pendidikan.

SEDIKIT KONSERVATIF SEPERTI KEBANYAKAN PENDIDIK DI INDONESIA
Jika anda tipe sedikit konservatif, namun kadarnya tidak sekuat Tipe 1. Anda menganggap pendidikan sebagai alat untuk penciptaan masyarakat yang intelek dan bermartabat. Dalam pemikiran anda, pendidikan adalah untuk mentransfer pengetahuan dan nilai-nilai yang didirikan di masa lalu dari guru kepada siswa. Namun, kadang-kadang ide anda berubah dan disesuaikan dengan situasi yang diberikan. Banyak pendidik Indonesia, guru, dan pembuat kebijakan pendidikan termasuk pada Tipe 2 ini. Seperti halnya dengan Tipe 1, anda mencoba untuk membuat sebuah usaha untuk membuka mata anda untuk melihat ide lainnya ketika anda bekerja untuk meningkatkan pendidikan.

FLEKSIBEL ATAU TIDAK STABIL?
Anda tidak memiliki kecenderungan tertentu dalam pendidikan. Ini mungkin berarti bahwa Anda sangat fleksibel dalam melakukan kegiatan pendidikan. Di sisi lain, dapat dikatakan bahwa Anda melakukan kegiatan pendidikan tanpa filosofi dan kepercayaan tertentu. Jika anda termasuk di tipe sebelumnya, mungkin lebih baik karena anda dapat menerima berbagai jenis ide dan menyesuaikan diri sendiri dengan situasi yang dihadapi. Namun, jika anda termasuk tipe yang ini, hal ini kurang mendukung bagi anda sebagai seorang guru karena posisi anda dalam pendidikan sangat tidak stabil dan anda tidak menyadari mengapa melaksanakan pendidikan sehari-hari.

CENDERUNG LIBERAL
Anda cenderung liberal dan berbeda dari Tipe 1 dan 2. Anda berpikir bahwa pendidikan tidak hanya mentransfer pengetahuan yang dibangun di masa lalu dari guru kepada siswa. Selain itu, anda juga menyadari bahwa memberikan perhatian kepada minat dan perasaan siswa adalah penting saat melakukan pendidikan. Posisi ini sejalan dengan strategi pendidikan dan gerakan Indonesia saat ini. Jadi, anda dapat memahami strategi dan gerakan kependidikan tersebut dengan mudah dan mengadopsi ke praktik pendidikan. Namun, untuk melakukannya, anda harus lebih berupaya dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lebih lanjut tentang cara untuk melakukan pembelajaran dengan kualitas yang baik.

SANGAT LIBERAL!!
Anda sangat liberal mengenai pemikiran pendidikan. Tipe ini adalah orang-orang yang disebut "Progressivist." Progressivist sepenuhnya berlawanan dari Perenialist (Tipe 1). Pemikiran pendidikan ini pertama kali muncul di Amerika di tahun 1920an, yang mengkritisi pengajaran berbasis indoktrinasi-pengetahuan dan belajar dengan penghapalan yang dominan dalam lingkungan konservatif dan pendidikan tradisional. Anda berpikir bahwa pendidikan yang bertujuan menghapal pengetahuan penting di masa lalu dan nilai-nilai sosial dianggap sia-sia karena pengetahuan selalu berubah di masyarakat sesuai keadaan masyarakat saat ini. Yang lebih penting dan lebih praktis diperlukan adalah pengetahuan dan keterampilan untuk hidup lebih baik dalam masyarakat. Secara khusus, ini adalah kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penelitian ilmiah, kerjasama dan sikap disiplin diri. Berbeda dengan Tipe 1, anda berpikir bahwa memberikan perhatian kepada minat dan perasaan siswa merupakan aspek penting untuk melaksanakan pendidikan dengan kualitas tinggi. Selain itu, anda berpikir bahwa penekanan pada pengalaman nyata melalui fisik (atau kadang-kadang mental) adalah kegiatan kunci dalam rangka mengakumulasi pengetahuan bagi siswa. Gerakan kependidikan Indonesia saat ini agak dekat pemikiran pendidikan seperti ini.Oleh karena itu, anda dapat menerima dan memahami kebijakan yang baru dan strategi dengan mudah. Namun, ide ini sangat berbeda dengan praktik pendidikan di Indonesia pada masa lalu yang anda alami saat anda masih seorang siswa. Jadi, anda harus mencoba untuk melaksanakan pendidikan bermutu berdasarkan pemikiran pendidikan yang liberal ini.