17/05/11

Problem Possing Education

Problem Posing dapat diartikan membangun atau membentuk permasalahan. Pemberian tugas dengan Problem Posing secara berkelompok adalah suatu kegiatan pemberian tugas dimana siswa secara kelompok terlibat langsung dalam pembuatan soal dan menyelesaikannya sesuai dengan konsep atau materi yang telah dipelajari.

Pada penelitian ini konsep yang diajarkan adalah Konsep Pangkat Tak Sebenarnya. Pembentukan soal atau pembentukan masalah mencakup dua macam yaitu : 1) pembentukan soal baru atau pembentukan soal dari situasi atau pengalaman siswa, dan 2) pembentukan soal dari soal lain yang sudah ada (PPGM, 1999 : 5).

Pembelajaran konsep Matematika khususnya Konsep Pangkat Tak Sebenarnya melalui latihan membentuk soal diharapkan merupakan pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk menerapkan konsep Matematika.

Menurut ( PPGM, 1999 : 5 – 6 ) dijelaskan bahwa : (a) adanya korelasi positif antara kemampuan membentuk soal dan kemampuan membentuk masalah, (b) latihan membentuk soal merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah.
Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membentuk soal, guru perlu memberikan contoh dengan cara sebagai berikut :
(1) Membentuk soal dari soal yang sudah ada atau memperluas soal yang sudah ada.
(2) Membentuk soal dari suatu situasi atau gambar di Majalah atau Surat Kabar, atau membuat soal mengenai benda-benda kongkrit yang dapat dianalisa lebih lanjut.
(3) Membuat soal terbuka.
(4) Membentuk sejumlah soal yang mirip tetapi dengan taraf kesulitan yang berbeda dan bervariasi.
(5) Setelah diberi beberapa contoh, selanjutnya siswa diberi tugas membentuk soal sesuai dengan pokok bahasan yang diberikan, yang selanjutnya soal tersebut harus dikerjakan oleh kelompok lain, demikian juga sebaliknya.

Dalam memberikan tugas dengan Pendekatan Problem Posing, siswa bekerja secara kelompok. Hal ini dimaksudkan agar guru mudah memantau aktifitas siswa selama pelaksanaan pemberian tugas berlangsung, dan memudahkan guru dalam pemeriksaan hasil kegiatan. Soal yang dibuat siswa adalah yang mirip dengan contoh yang telah diberikan guru. Dengan kata lain soal itu sedikit berbeda dari contoh yang dibeirkan guru.

Untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan Konsep Pangkat Tak Sebenarnya, kegiatan pemberian tugas dengan Pendekatan Problem Posing dikembangkan dan dimodifikasi dimana siswa bukan hanya membuat soal dan menyelesaikan saja, tetapi setiap kelompok akan mengerjakan juga soal-soal yang telah dibuat oleh kelompok lain. Selain itu agar suasana pemberian tugas dengan Problem Posing ini menarik dan menyenangkan, maka kelompok yang mampu membuat soal dan menyelesaikannya lebih dari satu atau lebih dari ketentuan guru akan diberi bonus. Demikian pula pada saat mengerjakan soal buatan kelompok lain, apabila dapat mengerjakan lebih dari satu atau lebih dari ketentuan guru maka kelompok itu akan mendapat bonus dari guru.

Kerbehasilan pelaksanaan tindakan ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam mebuat soal dan menyelesaikannya serta dari kemampuan siswa dalam mengerjakan soal buatan kelompok lain. Apabila kemampuan siswa dalam kegiatan pemberian tugas dengan Pendekatan Problem Posing berarti kemampuan siswa dalam menerapkan Konsep Pangkat Tak Sebenarnya juga meningkat. Dan selanjutnya dapat disimpulkan bahwa para siswa telah mengalami peningkatan motivasi belajar.

b. Motivasi Belajar
Belajar dalam pandangan Teori Modern adalah merupakan proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Jadi seseorang dikatakan melakukan kegiatan belajar, setelah ia memperoleh hasil yaitu terjadinya perubahan. Misalnya : dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti

Motivasi adalah dorongan yang tumbuh karena tingkah laku dan kegiatan manusia. Dalam proses belajar mengajar motivasi merupakan faktor yang sangat penting karena dapat memberikan semangat dan petunjuk bagi peserta didik dalam kegiatan belajarnya.

Lebih lanjut A. Tabrani Rusyan, dkk dalam Bukunya : Pendataan dalam Proses Belajar Mengajar, halaman 99 mengatakan : “Motivasi adalah penggerak tingkah laku kearah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan”. Pada bagian lain ( Pasaribu dan Simanjuntak, dalam bukunya Proses Belajar Mengajar halaman 59) menjelaskan bahwa motivasi adalah besarnya dorongan yang ditimbulkan adanya suatu sikap positif dari siswa, dalam hal ini adalah kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Belajar adalah proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan dan perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar bila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang. Belajar merupakan usaha yang dilakukan setiap manusia dalam rangka untuk mencapai sesuatu yang ingin dicapai. Belajar akan menimbulkan perubahan perilaku yang diperoleh melalui pengetahuan dan wawasan. Belajar merupakan aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan nilai sikap, perubahan itu bersifat relative konstan. Motivasi Belajar adalah dorongan yang ditimbulkan oleh siswa untuk melakukan usaha dalam rangka mencapai sesuatu yang diinginkan. Indikasi motivasi belajar antara lain terlihat pada keaktifan dan partisipasi siswa di dalam kelas.

0 komentar:

Posting Komentar