18/04/10

Strategi, Medote dan Teknik, Beda?

Beberapa istilah yang sering diperdebatkan para guru adalah pengertian strategi, metode dan teknik. Ketiga istilah tersebut sebenarnya saling terkait, terutama dalam kegiatan belajar mengajar. Posting kali ini akan mengupas ketiga istilah tersebut, dilengkapi dengan contoh.


Strategi belajar-mengajar adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan Ely).

Strategi belajar-mengajar terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin siswa betul-betul akan mencapai tujuan, strategi lebih luas daripada metode atau teknik pengajaran. Metode, adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan teknik lebih bersifat implementatif. Maksudnya merupakan pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan.

A. Pengertian Strategi-strategi belajar
Salah satu kegiatan selama proses belajar mengajar adalah dengan memberi tugas siswa untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, baik yang di kerjakan secara mandiri, maupun berkelompok. Sering kali siswa juga diminta untuk membaca suatu topik guna menyusun suatu laporan singkat atau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam suatu tes. Untuk memenuhi semua tuntutan tersebut siswa harus terlibat dalam proses-proses berpikir dan berprilaku, membaca cepat suatu bacaan, meringkas, membuat catatan, dan sekaligus memonitor jalan pikiran diri mereka sendiri. Agar dapat melakukan hal di atas diperlukan penerapan strategi-strategi belajar tertentu.
Strategi-strategi belajar yang diterapkan mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir. Perilaku dan proses-proses berpikir tersebut digunakan siswa menyelesaikan tugas-tugasnya, termasuk proses memori atau mengingat dan metakognitif. Strategi-strategi belajar merupakan operator-operator kognitif yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas.
Strategi belajar juga dikenal sebagai strategi kognitif, karena strategi tersebut lebih dekat pada hasil belajar kognitif dari pada tujuan belajar perilaku.

B. Tujuan Strategi-strategi Belajar
Strategi-strategi belajar ini dalam penerapannya pada siswa memiliki tujuan untuk membentuk siswa sebagai pebelajar mandiri. Diharapkan siswa memiliki kesadaran yang timbul dari dalam dirinya untuk mau dan mampu belajar. Pebelajar mandiri memiliki ciri mampu melakukan empat hal berikut.
1. Mampu mendiagnosis situasi pembelajaran tertentu secara cermat.
2. Mampu menentukan dan memilih strategi belajar tertentu untuk masalah atau topik belajar tertentu.
3. Mampu memonitor atau mengevaluasi keefektifan strategi tersebut.
4. Mampu memotivasi diri sendiri untuk terlibat dalam suatu proses pembelajaran sampai masalah terselesaikan.

C. Teori yang Melandasi Pengajaran Strategi-strategi Belajar.
Dukungan teori untuk strategi-strategi belajar dikemukakan melalui Vygotsky, yang menekan pada tiga ide utama. Tiga ide utama tersebut adalah bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit serta mengkaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka ketahui. Ide kedua berkaitan dengan interaksi dengan orang lain, dapat memperkaya perkembangan intelektual, dan ide yang ketiga tentang peran guru sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.
Sumbangan psikologi kognitif berakar dari teori-teori pemrosesan informasi yang menjelaskan bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses informasi. Pandangan yang ditawarkan Vygotsky adalah penting dalam memahanmi penggunaan strategi-strategi belajar karena tiga alasan. Pertama, mereka menggarisbawahi peran penting bahwa pengetahuan awal berperan dalam proses belajar. Kedua, mereka membantu kita memahami apakah pengetahuan itu dan perbedaan di antara berbagai jenis pengetahuan, dan ketiga, mereka membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses di dalam sistem memori otak.

1. Peranan Pengetahuan Awal
Secara psikologis seseorang belajar dengan menghubungkan ide-ide baru dengan ide-ide lama yang telah dimiliki sebelumnya. Para ahli psikologi kognitif telah mengungkapkan dengan lebih tepat bagaimana menghubungkan informasi yang telah lebih dahulu disimpan dalam memori disimpan dalam memperkaya pembelajaran.
Informasi dan pengalaman yang disimpan dalam memori jangka panjang disebut sebagai pengetahuan awal. Pengetahuan awal atau prior knowledge merupakan kumpulan informasi yang diperoleh dari pengetahuan dan pengalaman seseorang selama hidupnya, dan membawa dan mengkaitkan informasi tersebut pada suatu pengalaman belajar baru, yaitu untuk mempelajari hal-hal tertentu yang sifatnya baru bagi seseorang tersebut.
Peter Mosenthal dan kawan-kawan (1985) menggambarkan pentingnya pengetahuan awal dalam suatu studi khusus yang menghubungkan kemampuan siswa memproduksi teks naratif. Dipilihlah suatu kelompok yang mewakili guru-guru kelas empat. Ia memilih dua guru yang cara belajarnya dicirikan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan awal, dan dua guru yang sedikit mengajukan pertanyaan jenis ini. Tiap guru diminta untuk mengajar pelajaran menulis. Pelajaran tersebut meliputi mempresentasikan kepada siswa suatu rangkaian 13 gambar yang menggambarkan permainan Baseball. Siswa diminta untuk menulis cerita tentang urutan gambar-gambar tersebut. melalui studi ini diketahui bahwa siswa yang banyak mendapatkan pertanyaan tentang pengalaman dan pengetahuan awal tentang Baseball mampu menyusun suatu rangkaian cerita yang lebih kompleks dan kreatif.
Study tersebut menunjukan bagaimana pentingnya pengetahuan awal dalam pengajaran agar dapat membantu siswa mengkaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya.
Untuk mengkaitkan pengetahuan awal dan pengetahuan baru dapat digunakan pengorganisasi awal atau advance organizer. Pengorganisasi awal berfungsi sebagai pengait atau scaffolding intelektual yang membantu mengaktifkan pengetahuan awal yang relevan untuk menghubungkan ide-ide baru dengan pengetahuan yang telah ada pada diri siswa. Pengoganisasi awal dapat berupa hal-hal yang bersifat abstrak, namun banyak yang berpendapat sebaiknya berupa hal-hal yang konkrit.
Pengorganisasi awal dapat disajikan dalam berbagai bentuk, dapat berupa penjelasan verbal, kutipan dari suatu buku, gambar atau diagram. Berikut ini disajikan pengorganisasian awal verbal. Seorang guru IPA Biologi menyampaikan informasi tentang proses penyerbukan pada bunga. Setelah merangkum kembali pelajaran terdahulu, menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, dan meminta siswa mengingat pelajaran tentang bunga, guru menyampaikan pengorganisasi awal sebagai berikut.
Saya ingin memberi ide yang dapat membantu kamu memahami terjadinya proses penyerbukan. Ide tersebut adalah “tiap-tiap jenis bunga memiliki struktur yang khusus berkaitan dengan bagaimana cara penyerbukan terjadi pada bunga tersebut. Proses penyerbukan dapat terjadi melaui perantara angin, burung atau serangga, dan manusia”. Seperti telah saya uraikan tentang adanya modifikasi strukrtur bunga minggu lalu, saya ingin kamu menuliskan atau mendeskripsikan ciri struktur bunga yang dipolinasi oleh angin, burung atau serangga, serta oleh bantuan manusia.

2. Sistem Memori
Bagaimana sesorang melakukan proses belajar dan bagaimana seseorang menerapkan strategi-strategi belajar dipengaruhi oleh pengetahuan awal dan bagaimana pemrosesan di dalam otak. Bagaiman sistem memori otak bekerja? Sejumlah ahli psikologi kognitif mengembangkan teori pemrosesan informasi atau information processing tentang pembelajaran. Dari sudut pandang ini informasi masuk ke dalam otak memalui indera, dan di simpan sementara dalam memori jangka pendek atau short-term memory. Dari memori jangka pendek di kirim ke memori jangka panjang atau long-term memori, dan disimpan sampai di panggil lagi bila diperlukan.
Menciptakan kondisi untuk mengaktifkan pengetahuan awal siswa dan memfokuskan perhatian mereka pada bahan-bahan pembelajaran tertentu merupakan hal penting untuk memasukkan informasi ke dalam sistem memori jangka pendek. Selanjutnya informasi itu harus dipindahkan kedalam memori jangka panjang agar menjadi permanen dalam sistem memori siswa. Proses pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang di kenal dengan pengkodean atau encoding. Setelah masuk di memori jangka panjang, informasi itu akan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Namun perlu disadari bahwa penyimpanan suatu memori ke dalam memori jangka panjang tidak ada artinya bila sulit untuk dipanggil atau diaktifkan kembali.

D. Jenis-jenis Strategi Belajar
Pada umumnya siswa diminta untuk melakukan sejumlah besar tugas-tugas belajar di sekolah, seperti berlatih soal penjumlahan, menghafal suatu konsep atau syair, mengarang cerita, dan masih banyak lagi. Tujuan utama yang ingin dicapai melaui latihan tersebut adalah penyelesaian tugas secara optimal. Namun ada hal yang lebih penting, yaitu menguasai dengan tuntas proses pembelajaran itu sendiri, mendiagnosis situasi pembelajaran yang tepat, memilih strategi yang sesuai, serta memonitor keefektifan strategi tersebut. melalui uraikan berikut diharapkan guru mampu mengubah teori kognitif dan pemrosesan informasi menjadi strategi belajar khas. Akan dijelaskan berikut ini empat jenis strategi belajar, yaitu strategi mengulang, strategi elaborasi, strategi organisasi, strategi metakognitif.
Keberhasilan siswa di sekolah sebagian besar terletak pada kemampuan siswa belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Hal ini memberikan alasan sedini mungkin mengajarkan strategi-strategi belajar pada siswa, mungkin mulai sekolah dasar dan berlanjut ke sekolah menengah dan pendidikan tinggi.

(Bersambung ya ...)

0 komentar:

Posting Komentar